I love you
mein tum se pyaar karta hum (India)
ik hou van jouw (Belanda)
te quiero (Spanyol)
merhup askolor (iran)
ti amo (Italia)
ja tarme (Prancis)
aku cinte gok ngan (Ogan)
gw demennye ame ente (Betawi)
tiang tresna sareng blii (Bali)
holong do rohakku tu ho (Batak)
abdi resep ka anjeun (Sunda)
beta sayang tse (Ambon)
ngena ate ku kam (Karo)
bekji ka ohe (Papua)
awak suko ka ahdhik (Minang)
aku tresno karro kowe (Jawa ngoko)
kula tresna marang sliramu (Jawa Krama)
Kamis, 23 Juni 2011
hari yang konyol
kejadian di dalam gerbong kreta api khusus wanita saat berangkat interview
"mbak jangan dorong-dorong dong"
"aduh bu, saya mau keluar nih, tolong dorong saya dong"
*dalam hati "ribs"
seseorang menegur dari belakang
"mbak2, di bajunmu ada lipstik nempel"
"oh iya mbak, makasih"
*gk peduli dengan peringatan mbak itu
setelah turun dari kereta, coba negok bahu yang kena lipstik
itu bibir bener2 ngebetuk bibir dan warnanya merah pula
"waduh....bisa-bisanya jadi begini"
dibersihin pake air gk ilang2.
PD jalan menuju tempat interview dengan bahu ditempeli bentuk bibir.
dalam hati "semoga gk ada yang liat, klw pun ada yang liat semoga mereka gk ngangep gw lesbong"
interview di salah satu bank
semua undangan di minta duduk di sebuah ruangan, setelah perkenalan perusahaan, mereka memisahkan dua bidang
yang memilih bidang A di sebelah kiri dan bidang B di sebelah kanan
dengan keyakinan dan ketertarikan yang teguh, gw melangkah pasti ke sebelah kanan, dan yang terjadi adalah, dari hampir 50 orang yang datang gw sendiri yang berdiri di sebelah kanan "oh god" *semua mata tertuju ke arah gw yang kontras
pihak personalia bank tersebut coba meyakinkan "yakin nih cuma satu orang yang di bagian B, padahal kalau saya bisa memilih saya akan memilih untuk berada di B ketimbang di A"
*dalam hati malu tapi sedikit tenang dengan kata-kata itu
tak lama kemudian datanglah User yang akan mewawancari gw, dia gk kalah heran ngeliat keberadaan gw yang cuma satu orang. wawancara seputar gw, dan tanya jawab, semua berjalan lancar sampai di tahap di menjelaskan job desc pekerjaan. ntah tampang gw yang kelihatan bodoh atau memang dia sendiri gk yakin, dia ngulang sampai 2 kali penjelasannya, padahal gw sangat mengerti apa yang di maksud. "nih orang ngeliat gw sepertinya fisicly sekali-what ever"
"mbak jangan dorong-dorong dong"
"aduh bu, saya mau keluar nih, tolong dorong saya dong"
*dalam hati "ribs"
seseorang menegur dari belakang
"mbak2, di bajunmu ada lipstik nempel"
"oh iya mbak, makasih"
*gk peduli dengan peringatan mbak itu
setelah turun dari kereta, coba negok bahu yang kena lipstik
itu bibir bener2 ngebetuk bibir dan warnanya merah pula
"waduh....bisa-bisanya jadi begini"
dibersihin pake air gk ilang2.
PD jalan menuju tempat interview dengan bahu ditempeli bentuk bibir.
dalam hati "semoga gk ada yang liat, klw pun ada yang liat semoga mereka gk ngangep gw lesbong"
interview di salah satu bank
semua undangan di minta duduk di sebuah ruangan, setelah perkenalan perusahaan, mereka memisahkan dua bidang
yang memilih bidang A di sebelah kiri dan bidang B di sebelah kanan
dengan keyakinan dan ketertarikan yang teguh, gw melangkah pasti ke sebelah kanan, dan yang terjadi adalah, dari hampir 50 orang yang datang gw sendiri yang berdiri di sebelah kanan "oh god" *semua mata tertuju ke arah gw yang kontras
pihak personalia bank tersebut coba meyakinkan "yakin nih cuma satu orang yang di bagian B, padahal kalau saya bisa memilih saya akan memilih untuk berada di B ketimbang di A"
*dalam hati malu tapi sedikit tenang dengan kata-kata itu
tak lama kemudian datanglah User yang akan mewawancari gw, dia gk kalah heran ngeliat keberadaan gw yang cuma satu orang. wawancara seputar gw, dan tanya jawab, semua berjalan lancar sampai di tahap di menjelaskan job desc pekerjaan. ntah tampang gw yang kelihatan bodoh atau memang dia sendiri gk yakin, dia ngulang sampai 2 kali penjelasannya, padahal gw sangat mengerti apa yang di maksud. "nih orang ngeliat gw sepertinya fisicly sekali-what ever"
dudok bekatak
puyang : hala dudok lok bekatak
cicit : au hehehe......(pasang muka malu)
puyang : maseh ngan ye...
cicit : (buru-buru duduk bersila)
puyang : noh lemak juge nginaknye
cicit : *dalam hati "gk enak puyang duduk kaya gini, mau duduk kaya katak lagi"
keesokan harinya lagi
puyang melihat cicit duduk bekatak
puyang : maseh ita nih dudok bekatak
cicit : heheehehee.....(cengar cengir)
puyang : hala agi ye?
cicit : au yang (dalam hati masih berniat mengulanginya lagi)
*dalam hati "maaf puyang ita gk bisa ngerubah kebiasaan duduk ita ini"
ketika ada bibik dan orang tuanya yang melihat tingkah ciciit yang sedang duduk bekatak, mereka biasa saja, cuma puyang yang selalu mengingatkan.
waktu teman-teman sepermainan melihatku duduk bekatak
teman : eh kamu bisa duduk seperti itu ya, aku mau coba ah (sambil meniru duduk bekatak)
teman lainya : (juga menirukan)
cicit : (hanya memperhatikan teman-temennya)
teman : aku bisa tapi sakit kalau lama-lama
teman lainya : aku gk bisa sama sekali
teman-teman : kok kamu bisa berlama-lama duduk seperti itu
cicit : gimana ya, sudah terbiasa duduk seperti ini, awalnya aku melihat seseorang duduk seperti ini, setelah kucoba aku merasa nyaman duduk seperti ini.
teman : aneh ya bisa duduk seperti itu berlama-lama
teman lainya : hebat-hebat
cicit : jujur sekarang gw nyesel punya kebiasaan duduk kaya begini.
nyesel dulu gk ngikutin nasehat puyang, maafin ita ya yang.
cicit : au hehehe......(pasang muka malu)
puyang : maseh ngan ye...
cicit : (buru-buru duduk bersila)
puyang : noh lemak juge nginaknye
cicit : *dalam hati "gk enak puyang duduk kaya gini, mau duduk kaya katak lagi"
keesokan harinya lagi
puyang melihat cicit duduk bekatak
puyang : maseh ita nih dudok bekatak
cicit : heheehehee.....(cengar cengir)
puyang : hala agi ye?
cicit : au yang (dalam hati masih berniat mengulanginya lagi)
*dalam hati "maaf puyang ita gk bisa ngerubah kebiasaan duduk ita ini"
ketika ada bibik dan orang tuanya yang melihat tingkah ciciit yang sedang duduk bekatak, mereka biasa saja, cuma puyang yang selalu mengingatkan.
waktu teman-teman sepermainan melihatku duduk bekatak
teman : eh kamu bisa duduk seperti itu ya, aku mau coba ah (sambil meniru duduk bekatak)
teman lainya : (juga menirukan)
cicit : (hanya memperhatikan teman-temennya)
teman : aku bisa tapi sakit kalau lama-lama
teman lainya : aku gk bisa sama sekali
teman-teman : kok kamu bisa berlama-lama duduk seperti itu
cicit : gimana ya, sudah terbiasa duduk seperti ini, awalnya aku melihat seseorang duduk seperti ini, setelah kucoba aku merasa nyaman duduk seperti ini.
teman : aneh ya bisa duduk seperti itu berlama-lama
teman lainya : hebat-hebat
cicit : jujur sekarang gw nyesel punya kebiasaan duduk kaya begini.
nyesel dulu gk ngikutin nasehat puyang, maafin ita ya yang.
this is my name IOR
Saat itu, Agustus 2006
Ketika, gw Ita Oktarina, jadi salah satu Mahasiswa Baru (MABA) di Kampus Perjuangan
awal kegiatan di kampus, sama seperti kebanyakan kampus lainnya yaitu Ospek (Orientasi Pengenalan Kampus)
di awali dari OKK (Orientasi Kegiatan Kampus), kerjaan semua maba selain paduan suara yang menuntut setiap mahasiswa untuk menghapalkan lagu wajib Universitas, kami dituntut untuk mencari tanda tangan teman-teman satu angkatan diatara kami, dari setiap fakultas, minimal dua orang (pria dan wanita). Yang menjadi menarik saat itu adalah, anak FIK yang hanya memiliki 1 atau 2 orang pria di angkatan 2006. Bagi anak-anak yang ingin buku absen itu menjadi sepurrna untuk sebuah kejujuran, menemukan anak cowok FIK itu seperti bertemu dengan artis, yang banyak dimintai tanda tanggan oleh fans-fansnya.
Balairung menjadi tempat pencarian anak-anak dari setiap fakultas yang berkumpul untuk melakukan paduan suara rutin setiap hari selama setenggah bulan (klw gk salah), dari jam 08.00 sampai 16.00 (nggantuk plus ngebosenin, mana pake acara di absen lagi tapi itu yang justru bikin banyak cerita di dalamnya) back to topic.
Setiap gw minta tanda tangan dari anak-anak fakultas lain, kita selalu berkenalan di awal pertemuua
Kata andalan pembuka “hi, dari fakultas apa?”, jika menemukan dari fakultas yang gw butuhkan atau dia membutuhkan gw, maka kami akan saling menukarkan buku masing-masing untuk ditanda-tanggan. Setiap ada yang bertanya “namanya siapa?” itu selalu menjadi pertannyaan kedua, “Ita”, sembari yang menaya menulis data-data yang harus di isi, setelahnya kebanyakan dari mereka lupa dengan nama gw dan kembali bertanya nama gw siapa?, bukan satu orang tapi hamper kebanyakan orang yang minta tanda-tanggan gw selalu begitu. Berasa muak dengan kejadian itu, untuk kesekian kalinya gw jawab “ior”, yang mendengar langsung tercenggang sebentar “apa?, Ior, kaya temennya winne the pooh” dan mereka gk bertanya nama gw untuk kedua kalinya, “yes, akhirnya gk ada yang melupakan nama gw begitu aja setelah gw sebutin nama gw, cukup sekali (dalam hati gw berasa seneng hahaaa……)” klw mereka bilang gw temennya pooh, gw Cuma kasih senyuman ^_^ kalau pun ada yang bertanya dari siangkatan apa nama itu baru gw jelasin “ior => (I)ta (O)kta (R)ina” reaksi mereka ”oh……” tambahannya “oh…..gitu”
Setelah ngumpul di Balairung, biasanya senior ngumpulin semua anak Jawa untuk ngumpul satu angkatan buat saling ngobrol dan ketemu sama senior lainnya dan alumni. Dipertemuan pertama kali itu, gw pun jadi suka dengan nama ior, gw perkenalkan nama gw “nama gw Ita Oktarina, panggilan gw Ior” dari situ anak-anak Jawa panggil gw dengan Ior, setelah di ucapkan berubah bunyi bukan I.O.R tapi jadi I.Y.O.R ada sisipan Y diantara vocal I dan O, setelah gw belajar Lingguistik hal itu wajar terjadi karena vokal ketemu vokal harus ada kata penyambungnya atau disebut dengan pelancar.
By : I.O.R’S
Ita Oktarina Song
Ketika, gw Ita Oktarina, jadi salah satu Mahasiswa Baru (MABA) di Kampus Perjuangan
awal kegiatan di kampus, sama seperti kebanyakan kampus lainnya yaitu Ospek (Orientasi Pengenalan Kampus)
di awali dari OKK (Orientasi Kegiatan Kampus), kerjaan semua maba selain paduan suara yang menuntut setiap mahasiswa untuk menghapalkan lagu wajib Universitas, kami dituntut untuk mencari tanda tangan teman-teman satu angkatan diatara kami, dari setiap fakultas, minimal dua orang (pria dan wanita). Yang menjadi menarik saat itu adalah, anak FIK yang hanya memiliki 1 atau 2 orang pria di angkatan 2006. Bagi anak-anak yang ingin buku absen itu menjadi sepurrna untuk sebuah kejujuran, menemukan anak cowok FIK itu seperti bertemu dengan artis, yang banyak dimintai tanda tanggan oleh fans-fansnya.
Balairung menjadi tempat pencarian anak-anak dari setiap fakultas yang berkumpul untuk melakukan paduan suara rutin setiap hari selama setenggah bulan (klw gk salah), dari jam 08.00 sampai 16.00 (nggantuk plus ngebosenin, mana pake acara di absen lagi tapi itu yang justru bikin banyak cerita di dalamnya) back to topic.
Setiap gw minta tanda tangan dari anak-anak fakultas lain, kita selalu berkenalan di awal pertemuua
Kata andalan pembuka “hi, dari fakultas apa?”, jika menemukan dari fakultas yang gw butuhkan atau dia membutuhkan gw, maka kami akan saling menukarkan buku masing-masing untuk ditanda-tanggan. Setiap ada yang bertanya “namanya siapa?” itu selalu menjadi pertannyaan kedua, “Ita”, sembari yang menaya menulis data-data yang harus di isi, setelahnya kebanyakan dari mereka lupa dengan nama gw dan kembali bertanya nama gw siapa?, bukan satu orang tapi hamper kebanyakan orang yang minta tanda-tanggan gw selalu begitu. Berasa muak dengan kejadian itu, untuk kesekian kalinya gw jawab “ior”, yang mendengar langsung tercenggang sebentar “apa?, Ior, kaya temennya winne the pooh” dan mereka gk bertanya nama gw untuk kedua kalinya, “yes, akhirnya gk ada yang melupakan nama gw begitu aja setelah gw sebutin nama gw, cukup sekali (dalam hati gw berasa seneng hahaaa……)” klw mereka bilang gw temennya pooh, gw Cuma kasih senyuman ^_^ kalau pun ada yang bertanya dari siangkatan apa nama itu baru gw jelasin “ior => (I)ta (O)kta (R)ina” reaksi mereka ”oh……” tambahannya “oh…..gitu”
Setelah ngumpul di Balairung, biasanya senior ngumpulin semua anak Jawa untuk ngumpul satu angkatan buat saling ngobrol dan ketemu sama senior lainnya dan alumni. Dipertemuan pertama kali itu, gw pun jadi suka dengan nama ior, gw perkenalkan nama gw “nama gw Ita Oktarina, panggilan gw Ior” dari situ anak-anak Jawa panggil gw dengan Ior, setelah di ucapkan berubah bunyi bukan I.O.R tapi jadi I.Y.O.R ada sisipan Y diantara vocal I dan O, setelah gw belajar Lingguistik hal itu wajar terjadi karena vokal ketemu vokal harus ada kata penyambungnya atau disebut dengan pelancar.
By : I.O.R’S
Ita Oktarina Song
Rabu, 22 Juni 2011
apa ini?
cinta membuatku menggila, dan cintaku membuatnya jadi gila, dan kita sedang tergila-gila.
ini pengalaman pertama, rasa takut menghantui segalanya, takut tersakiti, takut kelihanggan, takut aku tak baik baginya. dibalik itu ada rasa cinta yang besar, dia membuatku menyerahkan cintaku padanya walaupun belum semuanya. ku ingin jalani ini, jalani sampai dipenghujung jalan kita a.
are you want to walk with me honey?
in this world until we meet again in the haven amin.
ini pengalaman pertama, rasa takut menghantui segalanya, takut tersakiti, takut kelihanggan, takut aku tak baik baginya. dibalik itu ada rasa cinta yang besar, dia membuatku menyerahkan cintaku padanya walaupun belum semuanya. ku ingin jalani ini, jalani sampai dipenghujung jalan kita a.
are you want to walk with me honey?
in this world until we meet again in the haven amin.
Langganan:
Komentar (Atom)